Showing posts with label PENDIDIKAN. Show all posts
Showing posts with label PENDIDIKAN. Show all posts

Mar 29, 2013

Tesis | Persaingan Dalam Pemasaran

TESIS | PERSAINGAN DALAM PEMASARAN ini adalah sebuah skripsi Makalah yang mempunyai judul selelngkapnya "Strategi Memenangkan persaingan Dalam Pemasaran Surat Kabar Harian di Makassar Kasus Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat". Makalah ini disusun oleh Hadawiah untuk memperoleh gelar Magister dalam Ilmu Komunikasi di Universitas Hasanuddin Makassar.

ABSTRAK. Strategi Memenangkan persaingan Dalam Pemasaran Surat Kabar Harian di Makassar Kasus Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat. (Dibimbing oleh Dr. Abd. Rahman Kadir, SE, Msi dan Drs. Edy Soejono, MA)

Seorang perempuan sedang membaca surat kabar

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Mengkaji strategi pemasaran yang digunakan oleh harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat dalam memenangkan strategi persaingannya. (2) Mengkaji bauran pemasaran yang dilakukan oleh Harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat dalam mempertahkan pasarnya. 
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara langsung, observasi dan data dianalisa secara deskriptif. 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, ketiga surat kabar ini melakukan persaingannya dalam pemasarannya sangat berdampak pada peningkatan oplah, Harian Fajar mengalami perkembangan fluktuatif, Tribun Timur mengalami kenaikan yang signifikan dan Pedoman Rakyat mengalami penurunan drastic. Kedua, strategi dari marketing mix (produk, harga, distribusi dan promosi) ketiga surat kabar ini masing-masing mempunyai strategi sendiri-sendiri yang berbeda dalam pelaksanaanya. Ketiga, dalam pelaksanaan strategi pemasaran dan bauran pemasaran yang digunakan ternyata ada diantaranya (Pedoman Rakyat) belum mampu memenuhi tujuan perusahaan dalam mencapai tujuan pemasarannya.


BACA DAN DOWNLOAD. Untuk membaca pemaparan lebih lengkap silakan baca secara online atau download tesis ini dengan mengklik gambar di bawah.
Tesis ilmu komunikasi ini tersedia dalam file berformat microsoft office word setebal 187 halaman yang dilengkapi dengan halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka, serta beberapa lampiran.

Semoga tesis ini bermanfaat. Untuk pesan makalah/skripsi hub: 085664761717

Karya Tulis | Dampak Seks Bebas

KARYA TULIS DAMPAK SEKS BEBAS adalah sebuah Karya Tulis Ilmiah tentang dampak dari seks bebas. Karya tulis ini disusun oleh siswa kelas XI SMA Negeri 3 Palangkaraya, Kalimantan Tengah, guna memenuhi tugas pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Olah Raga.

Karya Tulis Ilmiah ini mencoba untuk menguraikan dan memaparkan beberapa hal yang terangkum dalam tiga pokok pembahasan yang meliputi; pendidikan seks, bahaya seks bebas, serta solusi dan cara menghindari seks bebas.
BACA DAN DOWNLOAD. Selengkapnya Karya Tulis Ilmiah tentang dampak seks bebas ini dapat dibaca atau didownload dengan mengklik gambar di bawah.
Karya Tulis tersedia dalam file berformat microsoft office word setebal 45 halaman yang dilengkapi dengan halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka.
Semoga Karya Tulis ini bermanfaat.Untuk pesan makalah/skripsi hub: 0856-6476-1717



i-makalah

Makalah Olahraga Renang

Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam berenang. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada. Perenang yang memenangkan lomba renang adalah perenang yang menyelesaikan jarak lintasan tercepat. Pemenang babak penyisihan maju ke babak semifinal, dan pemenang semifinal maju ke babak final.Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan terbuka, dan polo air, peraturan perlombaan renang ditetapkan oleh badan dunia bernama Federasi Renang Internasional (FINA). Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) adalah induk organisasi cabang olahraga renang di Indonesia.
Dalam makalah olahraga renang ini penyusun mencoba untuk menghadirkan pembahasan lengkap mengenai olahraga renang. Pembahasannya meliputi:
  1. Sejarah renang
  2. Fasilitas dan Peralatan
  3. Peraturan Perlombaan dalam Renang
  4. Nomor Perlombaan
  5. Pakaian

Baca dan Download Makalah Renang

Pembahasan secara lebih lengkap dan detail dalam makalah olahraga renang dapat dibaca secara online atau download makalah gratis dengan mengklik gambar di bawah.
Makalah setebal 11 file berformat microsoft office word (doc). Di dalamnya dilengkapi dengan halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka ini tersedia dalam  .
Semoga makalah renang ini bermanfaat.Untuk pesan makalah/skripsi hub: 0856-6476-1717



i-makalah

Pendidikan Teknologi Di Indonesia


Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan media dewasa ini, institusi pendidikan berbasis TI di Indonesia menjadi sorotan.  Maraknya kebutuhan SDM dibidang TI yang salah satunya tentu saja datang dari kalangan kampus menuntut lulusan yang handal dan dapat diserap oleh pasar industri.

Jumlah perguruan tinggi yang memiliki jurusan terkait bidang teknologi informatika mencapai ratusan, namun lulusan jurusan ini hanya berkisar 11% dari seluruh sarjana yang dihasilkan  di Indonesia.

Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menyatakan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, dibutuhkan lulusan pendidikan teknik yang lebih besar. Menurut Nuh, untuk mengejar ketertinggalan, lulusan teknik ditargetkan naik dari 603.649 orang pada tahun 2010 menjadi 1.116.493 orang pada tahun 2015. Sehingga jumlah mahasiswa teknik di Indonesia mencapai 15% pada 2015.

Namun hal itu bukan sesuatu yang mudah. Untuk menambah 1% saja dibutuhkan 50.000 lulusan mahasiswa teknik. Universitas Indonesia misalnya, kini memiliki 5.000 mahasiswa teknik sehingga diperkirakan menghasilkan seribu lulusan per tahunnya. Sementara ITB dan ITS masing-masing sekitar 2.500 dan 3.000 per tahun. Sehingga pertumbuhannya terbilang minim. ITB, salah satu institusi pendidikan teknik terkemuka di Indonesia mencatat bahwa lulusan tahun 2009-2010 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB menjadi penyuplai wisudawan terbanyak, yaitu  176 wisudawan atau 11,88% dari total wisudawan ITB tahun tersebut.

Sedangkan Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) mewisuda 447 lulusan pada Maret 2011. Dari jumlah tersebut, 90 orang diantaranya adalah lulusan program Sarjana Teknik Informatika. Sedangkan di ITS Surabaya, Fakultas Teknologi Informatika melepas 1000 alumni S1 dan S2dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Secara kuantitas, institusi pendidikan TI sudah sangat menggembirakan. Namun, soal akses pendidikan masih butuh perhatian. Masyarakat di daerah masih harus jauh-jauh ke kota besar untuk belajar TI. “Tidak usah daerah terpencil, daerah seperti Bali saja masih minim lembaga pendidikan TI. Tentu saja lembaga ini termasuk lembaga pendidikan seperti universitas ataupun lembaga vacationalatau kejuruan,” ungkap seorang akademisi TI, I Made Wiryana.

Dari data Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom), pada 2009 ada sebanyak 730 institusi pendidikan tinggi informatika dan komputer di Indonesia baik yang negeri maupun swasta, dengan 1.400 program studi. Jumlah lulusan mahasiswa informatika sekitar 30 ribu per tahun.

Secara kualitas, mengacu data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), tampak semakin banyak program studi yang terakreditasi. Akreditasi dari BAN-PT  melihat berbagai komponen pendukung proses pendidikan, seperti jumlah dosen, jumlah mahasiswa, kurikulum, fasilitas/infrastruktur, perpustakaan, manajemen, alumni, kerjasama dan komponen lainnya.


Sebagai Ilustrasi, kondisi kualitas program studi terkait TI dapat dilihat dari seberapa banyak program studi yang telah mencapai akreditasi A dibandingkan jumlah program studi. Dari tabel tampak capaian program studi dengan terakreditasi A  masih rata-rata di bawah 10% dibading banyaknya jumlah program studi yang ada di Indonesia, Ini berarti peningkatan kualitas pendidikan masih perlu dilakukan secara berkesinambungan.

Dari hasil perhitungan Webometrics kita harus melihat secara optimis bahwa lembaga pendidikan tanah air memiliki kecenderungan meningkat, baik rangking di tingkat dunia maupun di,kata I Wayan Simri Wicaksana, pengajar di Universitas Gunadarma.

Melihat dari jumlah institusi pendidikan dan SDM yang tersedia, terlihat masih adanya ketimpangan dengan kebutuhan industri yang ada sekarang. Sebagai perbandingan, Korea Selatan, salah satu negara Asia yang unggul dalam industri kreatif digitalnya, ternyata memiliki 100 universitas yang memiliki jurusan animasi dan 50 sekolah kejuruan animasi setingkat SMA.

Meski demikian, beberapa institusi pendidikan di Indonesia mulai banyak menyelenggarakan pendidikan terkait TI dan industri kreatif digital, dengan berbagai jenjang yang ditawarkan. Sejak 2006, di ITB hadir jurusan S2 Teknologi Media Digital dan Game (TMDG), yang menawarkan pendidikan level magister studi teknologi media digital dan game.

Dari segi output, lulusan perguruan tinggi TI menurut Ketua Aptikom Richardus Eko Indrajit belum siap kerja meski sebenarnya memiliki skill yang bagus dalam teknis. Secara keseluruhan Eko menilai kualitas pendidikan TI masih rendah. Hal ini disebabkan kurikulum yang diaplikasikan saat ini tidak relevan lagi dengan dunia kerja. “Belum ada keterkaitan antara kurikulum pendidikan dengan dunia industri yang membutuhkan tenaga kerja. Link and match-nya belum berjalan,”ujar Eko.

Menurut Aptikom beberapa hal yang harus ditekankan guna meningkatkan kualitas pendidikan TI. Antara lain soal kurikulum, pengembangan kompetensi, profesi, sertifikasi, gelar dan sebagainya. “Tapi intinya hanya satu, kita mau saling berbagi dan share. Karena kalau masing-masing maju sendiri akan tidak terasa manfaatnya. Perguruan tinggi itu kan aset utamanya intelectual capital. Kalau hanya dipakai oleh masing-masing perguruan tinggi, maka secara knowledge bisa jadi tidak berkembang,” imbuh Eko.

Institusi pendidikan informal
Selain institusi pendidikan level perguruan tinggi dan dikelola secara formal, kini banyak juga bermunculan institusi pendidikan terkait TI. Pendidikan atau keahlian yang ditawarkan biasanya lebih fokus. Misalnya seperti yang ditawarkamn oleh Hello Motion Academy (HMA).

HMA didirikan pada 8 April 2004 oleh Wahyu Aditya, seorang animator yang pernah memenangkan kompetisi IYCE British Council. HMA bertujuan memajukan dunia animasi Indonesia melalui institusi pendidikan khusus animasi. Hingga kini HMA telah menghasilkan lebih dari 1.000 orang alumni.

Mereka yang mengikuti program di HMA berasal dari berbagai kalangan, mulai dari lulusan SMA, mahasiswa, pegawai bank, dokter, dan lain sebagainya. HMA juga tidak membatasi usia peserta didik. HMA membuka beberapa pilihan keahlian, seperti kelas motion graphic, animation, 3D animation, editing, serta digital imaging. []

Mar 26, 2013

Hal yang Dilakukan Si Cerdas

 
Kebanyakan orang tak banyak berpikir mengenai belajar. Mereka mengira belajar bisa dilakukan secara alami. Padahal nyatanya belajar harus dilakukan dengan usaha ekstra untuk membuat Anda cerdas dengan semakin bertambahnya usia.
Pelajari apa saja yang dilakukan oleh orang cerdas untuk bisa berhasil dan meningkatkan kecerdasan mereka, seperti dilansir oleh Inc.com (14/12).
1. Suruh Suara Dalam Diri Anda Diam!

Ya, semua orang punya suara dalam diri mereka. Suara yang selalu muncul untuk berkomentar atau protes setiap kali mendengar orang lain berbicara. Terkadang lebih mudah untuk mendengarkan suara dalam diri ini ketimbang suara orang lain yang sedang bicara. Suara ini pula yang membuat banyak orang mengambil kesimpulan sepihak sebelum mendengar secara lengkap. Suara semacam ini bisa merugikan, jadi jangan terlalu fokus padanya dan lebih fokus pada pembicara.
2. Adu Argumentasi Dengan Diri Sendiri
Jika tak bisa membuat suara dalam diri Anda diam, sebaiknya Anda mengajaknya berargumentasi. Ketika suara itu mengatakan hal negatif dan berlawanan dengan pembicara, coba ambil sudut pandang. Jelaskan alasan pada diri Anda sendiri mengapa pembicara itu bisa saja benar dan diri Anda yang salah. Berhasil melakukannya akan membuat diri Anda lebih terbuka pada informasi dan ara pandang baru. Jika tak berhasil, setidaknya Anda telah berhasil memperkuat argumen diri Anda.
3. Merasa Selalu Penasaran
Beberapa orang memiliki perasaan penasaran secara alami, sementara yang lain tidak. Tak penting Anda termasuk yang mana. Lebih penting adalah untuk memaksa diri bersikap ingin tahu. Ketika mendengar sebuah informasi, setidaknya tulis tiga sampai lima pertanyaan mengenai hal tersebut. Lalu cari jawabannya sendiri. DEngan terus melakukannya, topik yang Anda kuasai akan semakin bertambah dan Anda memiliki banyak kemungkinan untuk terus belajar dari hal-hal baru.
4. Cari Faktanya
Tak ada konsep atau teori yang muncul secara tiba-tiba. Pasti ada fakta dan dasar yang kuat di baliknya. Nah, fakta itulah yang harus Anda gali. Anda bisa saja tidak menyukai suatu ide dan konsep, namun jangan berhenti. Gali fakta yang mendasari pemikiran tersebut. Dengan begitu Anda bisa terus belajar memutar otak dan meningkatkan kemampuan untuk membuat sebuah konsep.
5. Fokus Pada Pesan, Bukan Pembawa Pesan

Kebanyakan orang tak bisa mengambil pembelajaran ketika tak menyukai pembawa pesan tersebut. Orang cerdas tak melakukan itu. Mereka mendengarkan pesan dan belajar dari pesan tersebut, serta tak peduli pada pembawa pesan. Dengan menerapkan ini, Anda akan melihat ada banyak hal yang bisa dipelajari. Dari tetangga, anak-anak yang masih balita, remaja yang sedang puber, dan lainnya. Tidak melihat pembawa pesan juga membuat Anda bisa berpikir lebih objektif.
Menjadi cerdas bukanlah sebuah anugerah semata, tapi juga dari kemauan untuk terus belajar dari hal-hal di sekitar atau dari fakta yang ada.

Mar 25, 2013

Contoh Proposal Skripsi

Berikut ini adalah Contoh Proposal Skripsi Terbaru dengan judul “Pengaruh Kegiatan Kelompok Belajar Siswa Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”
Latar Belakang Masalah
Upaya pencapaian hasil belajar yang diharapkan dapat ditempuh dengan berbagai cara, diantaranya guru membimbing dan mengarahkan siswa agar dirinya merasa terpanggil, serta hingga ia mampu belajar mandiri baik individual maupun kelompok, misalnya dengan metode kerja kelompok, penugasan pemecahan masalah dan lain-lain. Dengan cara seperti ini timbul inisiatif siswa untuk membentuk belajar di lingkungan masyarakat sebagai tindak lanjut upaya guru dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Alloh berfirman : “dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap kesejahteraan mereka” Depag RI (1990: 16)
Yang dimaksud dengan kegiatan kelompok belajar ialah aktivitas sekelompok orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu ingin mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Dari hasil interaksi dengan lingkungan itu akan memperoleh keterampilan, kebiasaan, sikap kecakapan dan lain-lain.
Pada dasarnya kelompok kerja itu hampir sama dengan metode kerja kelompok, adapun yang membedakan antara keduanya hanyalah waktu pelaksanaannya saja, kerja kelompok biasa dilakukan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas sedangkan kelompok belajar biasanya melakukan kegiatannya itu di luar jam pelajaran sekolah dan tidak diawasi oleh guru secara langsung, guru hanya memberikan arahan seperlunya kepada kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, sehingga tugas dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Itulah yang dimaksud kelompok belajar oleh penulis dalam penelitian ini.
Dengan adanya kelompok kegiatan belajar, semua anggota kelompok diharapkan mendapat tambahan waktu belajar yang maksimal di luar jam pelajaran di sekolah, mengingat alokasi waktu belajar sekolah, khususnya bidang studi pendidikan agama Islam nampaknya kurang memadai, disamping harapan itu agar berkembang dan tumbuh rasa percaya diri dan yang akhirnya akan mempertinggi prestasi belajar siswa khususnya prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam.
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung kegiatan dan kedalaman belajar yang dilakukannya, baik faktor timbul dari dalam diri siswa maupun faktor yang timbul dari luar diri siswa.
Sementara itu prestasi belajar siswa di sekolah dasar negeri UnsilSter I dalam bidang studi pendidikan agama Islam, menurut pengamatan penulis dari hasil Sumatif secara kualitatif prestasi belajar siswa rata-rata mendapat nilai di bawah rata-rata (standar) dengan demikian prestasi belajar siswa menunjukkan tanda-tanda menurun.
Sejauh permasalahan tersebut diatas belum menunjukkan dan nyata kejelasannya, perlu dipermasalahkan bagaimana mekanisme kegiatan kelompok belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri UnsilSter I, bagaimana prestasi belajarnya dalam bidang Studi Pendidikan Agama Islam dan apakah pengaruh kegiatan kelompok belajar siswa terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam berdasarkan latar belakang itulah penulis mengadakan penelitian tentang :
“PENGARUH KEGIATAN KELOMPOK BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” (Studi Kasus di SD Negeri UnsilSter 1 Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya).
Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka masalah pokok yang akan diteliti adalah apakah kegiatan belajar siswa mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
Untuk mempermudah pengambilan penganalisaan masalah pokok tersebut, secara bertahap perlu juga dijawab masalah-masalah sebagai berikut :
  • Bagaimana kegiatan kelompok belajar siswa di sekolah dasar negeri UnsilSter 1?
  • Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam?
  • Bagaimana pengaruh kegiatan kelompok belajar siswa terhadap prestasi belajarnya dalam bidang pendidikan agama Islam?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  • Untuk mengetahui tentang kegiatan kelompok belajar di SD Negeri UnsilSter 1.
  • Untuk memperoleh data yang kongkrit tentang prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
  • Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kegiatan kelompok belajar siswa terhadap prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kerangka Pemikiran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 276) “Kegiatan” diartikan sebagai “Aktivitas; kegairahan; usaha; pekerjaan” berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan kegiatan dalam penelitian ini adalah aktivitas kelompok belajar siswa kelas IV dan V SD Negeri UnsilSter I di luar jam belajar sekolah”.
Terima Kasih.
Untuk pesan makalah/skripsi hub: 0856-6476-1717

Contoh Makalah Pendidikan



Jika saja anda ingin melihat contoh makalah untuk keperluan pendidikan, dengan topik pendidikan and bisa melihat contohnya dibawah ini. Ini adalah makalah yang sudah dibuat oleh orang dan men-sharenya di internet.


Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif


Bab I
Pendahuluan




A. Latar Belakang



Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.




B. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan matematika, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Lampung agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.




Bab II
Model Pembelajaran Kooperatif




A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat
penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru adalah model pembelajaran kooperatif.



Apakah model pembelajaran kooperatif itu? Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.



Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.




B. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif



Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
3.kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
6.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.



Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.



2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.



3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.



Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.



C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif



Terdapat 6(enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.



2. Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa.



3.Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru menginformasikan pengelompokan siswa.



4.Membimbing kelompok belajar.
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.



5. Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.



6.Memberikan penghargaan.
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.



Bab III
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD



A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.



Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran matematika.



Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.



B. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD.
1.Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :
a).Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
b). Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll.
2. Penyajian Materi Pelajaran
a. Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya
b. Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain.
c. Praktek terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.
3.Kegiatan kelompok
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
4.Evaluasi
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5. Penghargaan kelompok
Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.
6.Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.



C. Materi Matematika yang Relevan dengan STAD.
Materi-materi matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran yang tinggidan juga hapalan, misalnya bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam, dll. Dengan penyajian materi yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.



D. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD
Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.




BAB IV
Simpulan dan Saran



A. Simpulan



1. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut




Saran



1.Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilam kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2.Agar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses berorientasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan.




DAFTAR PUSTAKA




Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP.



Sri Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.



Tim PPPG Matematika. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam
Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.



Widowati, Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Untuk pesan makalah/skripsi hub: 0856-6476-1717

Contoh Makalah Kesehatan: Etika Profesi, Kesehatan Gigi dan Pelayanan Kesehatan

Contoh Makalah Kesehatan: Etika Profesi, Kesehatan Gigi dan Pelayanan Kesehatan

 

Berikut ini adalah beberapa contoh makalah kesehatan yang bisa di download. Topik makalah mengenai manajemen mutu kesehatan, sistem informasi kesehatan, kesehatan gigi, pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan kesehatan primer.

1. MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN. Download

2. Tanggung Jawab Hukum & Etika Profesi Tenaga Kesehatan. Download

3. REKAM MEDIS DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER (PUSKESMAS. Download

4. PENGENALAN DAN PERAWATAN KESEHATAN GIGI ANAK SEJAK DINI. Download

5. PENGELOLAAN KEPUASAN PELANGGAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN. Download

6. JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK)SEBAGAI SISTEM PENDANAAN KESEHATAN MASYARAKAT DI MASA DEPAN. Download

7. UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MELALUI PERUBAHAN PERILAKU ANAK. Download

8. Komunikasi Terapeutik antara Perawat dan Pasien. Download

9. PENGHITUNGAN UNIT COST DI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER. Download

10. EVALUASI PELAKSANAAN DISKUSI PENGOBATAN ANTARA APOTEKER DENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA PADA SALAH SATU RUMAH SAKIT DI BANDUNG. Download

Silahkan menggunakan contoh makalah kesehatan tersebut sebagai sumber rujukan dengan tetap menyebutkan masing-masing sumbernya.