Stasiun televisi CNN melaporkan, Senin (6/5), di saat pihak berwajib mencari para korban di balik puing-puing reruntuhan gedung yang dinyatakan sebagai bencana industri terburuk di Bangladesh ini juga diselimuti bau mayat di udara.
Polisi kemarin malam mengatakan setidaknya 620 orang dinyatakan meninggal dan kru diharapkan masih terus mencari tubuh untuk beberapa hari ke depan.
Anggota keluarga korban tetap berkemah di dekat lokasi kejadian menunggu berita mengenai keluarga mereka yang hilang.
Insiden runtuhnya Gedung Rana Plaza di Wilayah Savar, sebuah daerah di pinggiran Dhaka, pada 24 April lalu itu menjadi bencana paling serius menyerang industri garmen di Bangladesh.
Kantor berita Bangladesh Sangbad Sangstha (BSS) menulis dari hasil penyelidikan awal pemerintah terkait robohnya bangunan itu menemukan bahwa mesin-mesin berat dan generator berkapasitas tinggi menjadi penyebab terbesar runtuhnya gedung itu.
"Selama penyelidikan, kami telah menemukan penggunaan bahan di bawah standar selama konstruksi juga berkontribusi menjadi penyebab runtuhnya bangunan," kata Ketua penyelidikan, Main Uddin Khandaker, kepada BSS.
Dua hari lalu perwakilan dari pemerintah Bangladesh, industri, dan pekerja mengeluarkan pernyataan bersama yakni rencana aksi untuk meningkatkan keselamatan bagi para pekerja setelah insiden runtuhnya bangunan itu.(tmd)
EmoticonEmoticon