Apr 25, 2013

Israel wajibkan turis serahkan kata sandi surat elektronik


Petugas keamanan Israel di Bandar udara Ben Gurion kini dibolehkan meminta akun surat elektronik dan kata sandi orang-orang yang akan memasuki negeri itu. Jika mereka menolak memberikannya maka orang itu tidak diizinkan masuk ke Israel.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Kamis (25/4), pada Juni tahun lalu Asosiasi Hak Asasi Israel (ACRI) yang diwakili Lila Margalit meminta penjelasan kepada petugas keamanan setelah sejumlah media melaporkan adanya permintaan alamat surat elektronik beserta kata sandi milik orang-orang yang akan memasuki Israel.

Untuk menanggapi pernyataan asosiasi itu Jaksa Agung Yehuda Weinstein menyampaikan pernyataan tertulis kepada ACRI.

"Menanggapi pernyataan ACRI, kantor jaksa agung menyatakan persyaratan surat elektronik dan kata sandi itu hanya diberlakukan kepada orang-orang dicurigai dan atas persetujuan pemilik akun surat elektronik itu," kata pernyataan tertulis jaksa agung.

"Namun kantor jaksa agung juga menyadari adanya kemungkinan penolakan dari turis dan sebagai konsekuensinya, dari berbagai pertimbangan maka dia bisa tidak akan diizinkan memasuki Israel."

ACRI mengecam kebijakan itu dengan mengatakan aturan itu merupakan bentuk penyerangan terhadap privasi. Turis bisa saja terpaksa memberikan akses ke surat elektroniknya jika diancam akan ditolak masuk Israel.

"Seorang turis yang sudah menghabiskan ribuan dolar untuk mengunjungi Israel lalu diinterogasi di bandara kemudian diancam akan dideportasi jika tidak memberikan akses ke surat elektroniknya maka itu pemaksaan namanya. Itu tidak sesuai demokrasi," kata Margalit.(tmd)


EmoticonEmoticon