Barack Obama (AFP)
Washington - - Uji coba nuklir yang
dilakukan Korea Utara (Korut) menuai kecaman banyak pihak, terutama
Amerika Serikat (AS). Presiden AS Barack Obama menyebut uji coba nuklir
tersebut sebagai aksi provokatif dari Korut.Menurut Obama, tindakan Korut tersebut menodai stabilitas kawasan, terutama di Semenanjung Korea. Dalam pernyataannya, Obama juga menyebut program nuklir Korut sebagai ancaman bagi AS dan sekutunya, serta bagi keamanan dunia internasional.
"Bahaya ditimbulkan dari aktivitas Korut yang mengancam ini, yang memicu reaksi cepat dan kredibel dari komunitas internasional. AS juga akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempertahankan diri dan juga sekutu kami," ujar Obama dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, Selasa (12/2/2013).
Uji coba nuklir ketiga yang dilakukan Korut ini terjadi kurang dari 24 jam sebelum jadwal Obama memberikan pidato State of Union, yang merupakan pidato tahunan kenegaraan di hadapan Kongres AS. Pidato ini biasanya menanggapi kondisi terkini AS dan juga membahas agenda legislatif. Namun kali ini, bisa dipastikan masalah Korut akan ikut dibahas dalam pidato yang disiarkan secara langsung oleh televisi setempat dan disaksikan jutaan warga AS.
"Ini benar-benar tindakan provokatif," ucap Obama singkat.
Obama juga menyatakan, uji coba nuklir ini jelas-jelas sudah melanggar komitmen Korut terjadap PBB dan sejumlah kesepakatan internasional lainnya. Sejak beberapa tahun lalu, Korut dilarang untuk mengembangkan teknologi nuklir maupun rudal. Hal tersebut diatur dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Menanggapi situasi pasca uji coba tersebut, Dewan Keamanan PBB dikabarkan segera menggelar sidang darurat. Sidang untuk membahas aksi Korut tersebut, dijadwalkan akan digelar Selasa (12/2) pagi waktu AS.
"Kita akan memperkuat koordinasi dengan negara sekutu dan mitra dan terus bekerja sama dengan mitra Enam Negara, Dewan Keamanan PBB, dan negara-negara anggota PBB lainnya demi menghasilkan tindakan tegas," tandas Obama.
Perundingan enam negara atau yang biasa disebut Six-party Talks diikuti oleh China, AS, Korsel, Korut, Jepang, dan Rusia. Perundingan ini fokus membahas program nuklir Korut yang harus diakhiri.
Otoritas Korut secara resmi telah membenarkan uji coba nuklir tersebut. Melalui media resmi mereka, Korean Central News Agency (KCNA), Korut mengklaim pihaknya telah melakukan uji coba nuklir menggunakan perangkat yang berukuran lebih kecil, namun memiliki daya ledak lebih besar dari yang digunakan dalam uji coba sebelumnya.
Uji coba nuklir ini merupakan yang pertama kali dilakukan di bawah kepemimpinan Kim Jong-Un. Namun jika dirunut secara keseluruhan, uji coba ini merupakan yang ketiga kali dilakukan oleh negara komunis tersebut. Korut pernah melakukan uji coba nuklir pada tahun 2006 dan 2009 lalu.
(tmd)
EmoticonEmoticon