Aug 21, 2013

Tidur panjang di akhir pekan ternyata buruk bagi otak


Tidur panjang dan bermalas-malasan di akhir pekan memang menyenangkan setelah seminggu penuh bekerja keras. Tetapi kebiasaan tersebut ternyata buruk bagi otak, terutama bagi orang-orang yang kurang tidur pada pekan aktif. demikian menurut penelitian terbaru.
Para ahli dari Penn State, University of Crete, University of Athens dan New York School of Medicine tepatnya menemukan kalau tidur lebih lama di akhir pekan tidak membuat memberikan keuntungan kesehatan apapun bagi otak yang kelelahan.
"Kurang tidur karena sibuk bekerja itu buruk. Tetapi dengan mengganti tidur lebih lama di akhir pekan tidak akan memberikan manfaat apa-apa bagi otak," terang Dr Alexandros Vgontzas.
Sebagaimana dilansir dari Huffington Post, sebanyak 30 pria dan wanita sehat dengan rata-rata usia 24 tahun terlibat dalam penelitian tersebut. Mereka diminta tidur normal setiap hari selama delapan jam. Kemudian responden melanjutkan dengan tidur selama enam jam pada hari Senin sampai Sabtu diikuti dengan tidur selama sepuluh jam pada hari Minggu.
Dari situ, peneliti menemukan kalau hormon stres meningkat ketika responden hanya tidur enam jam sehari. Fungsi otak juga ikut menurun. Akan tetapi menambah jumlah jam tidur di akhir pekan tidak memberikan dampak positif apapun terhadap kondisi responden.
Bagi beberapa orang yang terlalu sibuk, jadwal dan jatah tidur memang cenderung disepelekan. Namun peneliti terus mengingatkan kalau tubuh dan otak perlu istirahat dan setidaknya kita harus tidur serta bangun di jam yang sama setiap hari demi menjaga keseimbangan jam biologis.
Hasil penelitian kemudian dilaporkan dalam American Journal of Physiology - Endocrinology and Metabolism.


EmoticonEmoticon