Apr 23, 2013

Mengapa Sulit Lepas dari Rokok?


Tak sedikit orang yang sebetulnya ingin menghentikan kebiasaan merokok. Namun, upaya berulang kali tak juga membuat mereka bisa berhenti. Mungkin satu dua hari, satu dua minggu berhasil hidup tanpa rokok. Tapi tak lama, ia akan kembali lagi pada kebiasaan lama. Mengapa rokok demikian erat mengikat para perokok?

Untuk berhenti merokok, kata Dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), tidak bisa hanya dari satu aspek saja. "Seperti konseling saja misalnya, tidak akan berhasil. Harus ada motivasi dari perokok," ungkap dokter spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan Jakarta ini. 
 
Saat rokok diisap, sekitar 10 detik setelah nikotin masuk ke darah, kemudian ke otak, akan terlepaslah dopamin dari otak. Itu sebabnya timbul rasa senang atau gembira. Begitu dopamin turun, si perokok merasa ingin mendapatkan lagi, dan perlu lebih banyak lagi rokoknya.
 
Rasa nyaman, habit, dan pengaruh lingkungan membuat perokok sulit sekali untuk berhenti atau meninggalkan kebiasaan merokok. Studi yang dilakukan di RS Persahabatan, tambah Dr. Agus, juga menunjukkan fakta bahwa banyak perokok yang setelah dikasih obat, tapi tidak ada motivasi, jadi tidak ada kekuatan untuk berhenti.
 
Pendekatan untuk membantu para perokok di RS Persahabatan antara lain melalui konseling, obat, dan hipnosis. "Yang paling penting harus ada motivasi. Motivasi ini bisa dari keluarga terdekat, misalnya anak-anaknya," ujarnya dalam acara talkshow yang digelar CISC.(tmd)


EmoticonEmoticon