Apr 12, 2013

Indonesia Diharapkan Berperan Konstruktif Soal Semenanjung Korea



Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Young-sun mengatakan, Indonesia dapat mengambil peran konstruktif untuk meredam ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea yang intensitasnya terus meningkat beberapa waktu terakhir.
"Saya berharap Indonesia dapat memainkan peran konstruktif untuk mempererat hubungan antar dua negara Korea, mengingat Indonesia memiliki hubungan baik bersama Korea Utara dan Korea Selatan," kata Dubes Kim kepada Antara di kantornya di Jakarta, Jumat.
Menurut Young-sun, Indonesia sangat cocok untuk memainkan peran konstruktif tersebut mengingat pengalaman yang cukup kuat dalam menengahi dan ikut membantu penyelesaian berbagai konflik di kawasan Asia-Pasifik.
"Indonesia merupakan salah satu negara pemimpin kawasan ini (Asia Tenggara), maka peran konstruktif merupakan peran yang tepat," ujar dia menambahkan.
Dubes Kim menjelaskan bahwa Indonesia perlu mengirimkan pesan perdamaian yang terang kepada Korea Utara supaya mengikuti koordinasi dengan komunitas dunia internasional.
Ia meyakini bahwa penanaman kepercayaan antar kedua Korea yang menjadi kunci menuju penghentian ketegangan perlu mendapat sokongan dari dunia internasional.
Dubes Kim menyebutkan di tengah sorotan dan berbagai peringatan dari dunia internasional, Korut tetap meluncurkan senjata hulu ledak jarak jauh pada 12 Desember 2012 dan melangsungkan percobaan nuklir pada 12 Februari 2013.
"Korut juga belakangan berkali-kali berupaya meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea melalui serangkaian pernyataan provokatif," katanya.
Menurut Dubes Kim, serangkaian retorika berperang oleh pihak Pyongyang memiliki dua tujuan utama yaitu untuk meningkakan soliditas dan kepercayaan kekuatan dalam negeri, serta berupaya untuk mendesak dunia internasional menerima Korut sebagai salah satu negara nuklir dan mencari keuntungan melalui berbagai perubahan kerangka perundingan di tingkat global.
Pemerintah Korsel pada dasarnya menginginkan ada perubahan hubungan antara kedua negara Korea dari saling curiga dan penuh konfrontasi menjadi kedamaian berbasis kepercayaan.
Meski demikian, Dubes Kim menegaskan pemerintahnya tidak akan tinggal diam apabila pihak Korut melakukan provokasi yang sudah dianggap berlebihan.
"Kami akan siap merespon provokasi yang lebih lanjut dari Utara dan tetap beriringan bersama dunia internasional untuk mengingatkan mereka (Korut) supaya melupakan ambisi mereka menguasai senjata nuklir serta menjadi anggota yang bertanggung jawab dalam hubungan global," kata Dubes Kim.
Ketegangan di Semenanjung Korea kali ini dianggap sangat serius mengingat pihak Pyongyang bahkan melarang warga Korsel memasuki Kawasan Industri Bersama di Kaesong sejak sepekan silam, padahal dalam beberapa kali peningkatan tensi antara keduanya kawasan yang terletak 10 kilometer di dalam wilayah Korut tersebut tidak tersentuh isu apapun.
Pyongyang mengumumkan penarikan 53.000 pekerjanya dan menghentikan operasi Kaesong pada awal pekan ini, karena ketengangan militer di Semenanjung Korea kian meningkat.(fr)


EmoticonEmoticon