Ilustrasi (AFP)
Konflik antara pemerintah
Mali dengan para pemberontak masih terus berlangsung. Yang terbaru,
militer Rusia mengungkapkan, pihaknya mensuplai bantuan senjata untuk
militer Mali di tengah kekhawatiran akan adanya serangan baru dari para
pemberontak.Dinas Ekspor Persenjataan Rusia, Rosoboronexport menyatakan, pihaknya telah mengirimkan sejumlah senjata ringan kepada pemerintah Mali. Dilaporkan, militer Mali kini tengah dalam kondisi minim persenjataan dalam menghadapi militan yang menguasai wilayah utara negara ini.
"Kami sedang dalam pembicaraan untuk mengirimkan lebih banyak, namun dalam jumlah kecil," ujar Kepala Rosoboronexport, Anatoly Isaikin seperti dikutip kantor berita Interfax dan dilansir AFP, Kamis (14/2/2013).
Namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal spesifikasi senjata yang dikirimkan oleh Rusia tersebut.
Sementara itu, serangan kelompok militan masih terus terjadi, termasuk di kota Goa yang ada di bagian utara Mali. Tentara Prancis yang membantu militer Mali baru saja menjinakkan bom rakitan seberat 600 kg yang dipasang militan di wilayah tersebut. Bom tersebut ditinggalkan begitu saja di sebuah rumah kosong dan diketahui telah berada di sana sejak Senin (11/2) lalu.
Militer Mali saat ini tengah berjuang mengembalikan keamanan wilayahnya pasca serangan pemberontak. Tentara Prancis yang melakukan operasi militer di wilayah Mali, berhasil memukul mundur para militan yang terkait jaringan Al-Qaeda ini, yang nyaris mengambil alih ibukota Bamako.
PBB mencatat, krisis di Mali ini memaksa 377 ribu orang untuk mengungsi dari rumah masing-masing. Dari jumlah tersebut, sekitar 150 ribu orang memilih melarikan diri ke luar negeri.
Selain Prancis, PBB juga mengerahkan tentara gabungan dari negara-negara Afrika Barat untuk membantu militer Mali memerangi para pemberontak.
(tmd)
EmoticonEmoticon