Padahal, Jokowi terbilang jarang aktif di media Twitter. Sebelum menulis soal kumis harimau, Jokowi terakhir ngetweet pada 23 Maret 2013.
Saat diminta tanggapan soal tweetnya, Jokowi menjelaskan panjang lebar. "Kalau mau nyabut bulu harimau itu memang butuh itu. Bisa dilakukan tapi butuh ngerti kapan harimau tidur, kapan bangun, kapan sering enggak marah, harus diketahui dengan jelas, kelemahan dia apa, kita harus sabar dilihat terus, oooo...cabut," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, kemarin.
Jokowi menegaskan, harimau tersebut diibaratkan sebagai suatu masalah. "Kalau ada masalah-masalah besar perlu ditangani dengan cara-cara seperti itu dan itu butuh keberanian," ujarnya.
Mungkinkah maksud masalah itu soal kontroversi pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang yang tengah hangat dibicarakan beberapa hari ini? Sebab, jalan layang sepanjang 5 kilometer ini sebelumnya direncanakan selesai pada akhir tahun 2012 lalu. Namun sayang proyek era kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo ini terpaksa harus dihentikan karena diduga ada masalah dalam anggaran.
Terdapat tiga paket pada JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang, yaitu paket Casablanca, paket Prof Dr Satrio, dan paket Mas Mansyur yang digarap oleh tiga kontraktor yakni PT Wijaya Karya-Wijaya Konstruksi, PT Adhi Karya, dan PT Istaka Karya-Sumber Sari. Dari ketiga paket itu masih ada satu paket yang hingga kini masih dalam pengerjaan, yaitu paket Mas Mansyur yang dinaungi oleh PT Istaka Karya-Sumber Sari.
Untuk megaproyek ini, anggaran yang digelontorkan sebesar Rp 840 miliar. Target penyelesaian proyek ini awalnya diperkirakan selesai pada pertengahan 2013, namun meleset.
Pada anggaran tahun ini, Pemprov DKI kembali menggelontorkan anggaran sebesar Rp 98 miliar. Anggaran itu diperuntukkan untuk penyelesaian tiga paket. Paket pertama Sudirman-Casablanca Rp 64 miliar, Jalan Casablanca Rp 12,5 miliar dan Satrio Rp 21,5 miliar.
Selain soal anggaran, proyek dihentikan karena ada persoalan desain teknis lapangan. Rupanya, di dalam tanah ada dua buah pipa air baku di kedalaman 2 meter. Akibatnya, kontraktor tidak bisa memasang fondasi di Jalan Mas Mansyur.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah telah menyetop pembangunan jalan layang non tol itu. Ia menegaskan, yang menyetop pembangunan jalan itu adalah Dinas Pekerjaan Umum (PU) sebelumnya.
Karena itu, ia tidak ingin terburu-buru melanjutkan proyek tersebut. Ia mencium ada yang tidak beres dalam pengerjaan proyek era Foke ini. Karena itu, ia akan menggandeng Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengaudit. Jika sudah mendapat rekomendasi dari kedua badan tersebut, Ahok baru berani melanjutkan.
Lalu, apakah yang dimaksud masalah oleh Jokowi adalah JLNT ini?
EmoticonEmoticon